Minggu, 04 Januari 2015

CARA MEMBUAT BAGLOG JAMUR TIRAM

Pembuatan Media Tanam jamur tiram / baglog

Kali ini saya akan membahas masalah bagaiamana cara membuat media jamur tiram atau yang biasa di sebut baglog,
Dalam pembuatan media baglog jamur tiram ini dibutuhkan pengalaman agar media yang kita hasilkan bsa menjadi baglog dengan perbandingan yang ideal.
Mencoba dan terus mencoba adalah cara mengetahui sebagus mana tingkat pembuatan baglog yang kita produksi dari waktu ke waktu.
Pada masing masing petani jamur, mereka menggunakan bahan dan perbandingan yang mungkin tidak sama satu sama lain karena perbedaan pendapat dan pengalaman tentunya.
Namun, kali ini saya akan memberikan sedikit informasi yang saya punya dalam pembuatan media baglog yang saya produksi secara mandiri.
Berdasarkan berbagai macam sumber informasi yang saya dapatkan,dan telah saya gunakan dalam proses produksi baglog jamur tiram , saya ambil perbandingan komposisi seagai berikut,

1) Serbuk gergaji            :   100 kg
2) Bekatul                       :     20 kg
3) Tepung jagung           :       2 kg
4) Kapur bangunan         :      2 kg
5) Air                              :     60-70%

Untuk pemilihan jenis serbuk gergaji sebenarnya bisa menggunakan jenis kayu apa saja untuk di gunakan, namun yang perlu diperhatikan dan yang baik digunakan adalah jenis kayu  yang mudah lapuk , Tidak bergetah, Tidak mengandung minyak, dan tidak tercampur dengan oli/ minyak bekas penggergajian .

Kenapa harus jenis kayu yang mudah lapuk?
Sebenarnya bisa menggunakan kayu yang bertekstur keras, namun akan memakan waktu yang lama untuk perambatan miselium.

Kenapa tidak di anjurkan menggunakan jenis kayu bergetah dan berminyak ?
Karena jenis kayu bergetah termasuk sulit untuk pertembuhan miselium jamur.

Dan kenapa jika menggunakan serbuk yang telah tercampur dengan oli/ minyak dalam penggergajiannya?
Dikhawatirkan oli / minyak bekas penggergajian akan memperkecil presentase keberhasilan dalam proses sterilisasi nantinya, sehingga pada proses inkubasi bisa menyebabkan pertumbuhan jamur liar yang membuat baglog menjadi gagal / kurang maksimal.

Kita lanjutrkan ke proses pengolahan bahan,

1)Pertama campurkan perbandingan bahan-bahan tadi menjadi satu, kemudian aduk agar semua campuran menyatu.
2) Setelah semua campuran dirasa sudah menyatu dengan baik, ayak campuran tersebut menggunakan ayakan dengan luas lubang ayakan 1/2 cm. Ini bertujuan agar campuran menjadi lebih homogen dan kotoran kooran dari campuran tersebut terpisah.
3) Jika proses pengayakan sudah selesai,beri air pada campuran tersebut sebanyak 60-70%.
Untuk mengetahui campuran itu sudah mengandung kadar air sebanyak 60 - 70 % ,caranya adalah kita ambil dan genggam serbuk campuran yang sudah kita beri air tadi. Jika setelah kita genggam dan kita lihat serbuk masih pecah, brarti campuran masih kurang air. Namun jika kita genggam kemudian kita lihat campuran menggumpal , tidak pecah , dan tidak meneteskan air, itu brarti air pada campuran tadi sudah pas.
4) Kemudian , kita aduk kembali agar air tercampur dengan rata. Dan setelah itu kumpulkan campuran agar menggunung, dan tutup campuran menggunakan terpal / karung untuk proses pengomposan.
Untuk lamanya proses pengomposan, dari sumber-sumber yang saya dapat ada yang mengatakan 1 malam, 4 malam, bahkan sampai 7 malam..
Dan disini saya ambil kesimpulan, untuk pengomposan minimal dilakukan selama satu malam, dan ketika suhu pengomposan itu sudah sampai 50 derajat celcius , maka proses pengomposan itu cukup dan campuran siap untuk kita packing .

Pemackingan baglog menggunakan plastik tahan panas yang biasa disebut plastik pp / polyprophilen dengan ketebalan antara 0,3 - 0,5 .
Masing masing petani jamur pasti punya ukuran dan alasan tersendiri.
Ada petani jamur yang menggunakan ukuran :
17 x 35 x 0.5
17 x 35 x 0.4
20 x 35 x 0.5 , dlsbg..

Disini Saya menggunakan plastik ukuran 20 x 35 x 0.5 .
Karna menurut saya itu ukuran yang baik dan umum digunakan oleh kalangan petani yang sudah maju seperti di daerah yogyakarta.